A. Buffer
Saliva
Buffer atau sering disebut larutan
penyangga adalah dua atau lebih senyawa kimia yang dapat mencegah perubahan
besar pada pH. Buffer biasany aterdiri dari garam dengan asam lemahnya atau
garam dengan basa lemahnya. Saliva adalah suatu Saliva adalah suatu cairan oral
yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari
kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat disebut
juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai
fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang
disebut “salivia” (ludah atau air liur). pH normal pada saliva yaitu 6,2-7,4.
Saliva memmiliki komposisi yang umumnya terdiri dari
99,5% air dan 0,5 % lagi terdiri dari garam-garam , zat organik dan zat
anorganik. Unsur-unsur organik yang menyusun saliva antara lain : protein,
lipida, glukosa, asam amino, amoniak, vitamin, asam lemak. Unsur-unsur
anorganik yang menyusun saliva antara lain: Sodium, Kalsium, Magnesium,
Bikarbonat, Khloride, Rodanida dan Thiocynate (CNS) , Fosfat, Potassium. Yang
memiliki konsentrasi paling tinggi dalam saliva adalah kalsium dan Natrium.
Senyawa organik yang terkandung dalam saliva yng mempengaruhi pH terutama
adalah gugus bikarbonat, fosfat, asam karbonat, amonia dan urea. Kapasitas
buffer saliva terutama ditentukan oleh kandungan bikarbonat,sedangkan fosfat,
protein, amonia dan urea merupakan tambahan sekunder pada kapasitas buffer.
B. Macam-macam
buffer dalam saliva
1. Buffer
Bikarbonat
Buffer bikarbonat terdiri dari asam karbonat (H2CO3)
dan natrium bikarbonat (NaHCO3). Sistem ini terdiri dari larutan air yang mengandung
dua zat asam lemah H2CO3 dan garam
bikarbonat NaHCO3. H2CO3 dibentuk dalam tubuh
oleh reaksi CO2 dan H2O,yang dikatalisator oleh enzim karbonik anhidrase. CO2 +
H2O H2CO3. Karbonik anhidrase. Reaksi ini lambat dan sangat sedikit jumlah
H2CO3 yang dibentuk kecuali bila ada enzim karbonik anhidrase. Bila larutan
buffer yang mengandung garam bikarbonat, ditambahkan asam yang kuat seperti
asam hidroksilat maka akan terjadi reaksi sebagai berikut:
HCl + NaHCO3 → H2CO3 + NaCl
Dari persamaan ini terlihat bahwa asam hidroklorida
yang kuat akan diubah menjadi asam karbonat yang sangat lemah. Oleh karena itu,
penambahan HCl diatas hanya akan sedikit merendahkan pH larutan. Sebaliknya,
larutan buffer mengandung asam karbonat ditambahkan basa kuat seperti seperti
natrium hidroksida akan terjadi reakssi sebagai berikut:
NaOH + H2CO3 → NaHCO3 + H2O
Hal
ini menunjukkan ion hidroksil yang ada dalam natrium hidroksida berikatan
dengan ion hidrogen yang berasal dari asam karbonat dan membentuk air. Hasil
akhir adalah berubahnya basa kuat NaOH menjadi basa lemah NaHCO3.
1. Buffer
Fosfat
Sistem daparfosfat
bekerja hampir sama dengan sistem dapar bikarbonat, namun sisitem ini terdiri
dari 2 elemen yaitu: H2PO4- dan HPO42. Sistem fosfat memberikan kapasitas dapar
paling signifikan pada saat saliva tidak terstimulasi dan di awal pemaparan
asam..penyangga fosfat bekerja dalam cara yang serupa untuk mengubah asam kuat
menjadi asam lemah dan basa kuat menjdi basa lemah. Reaksi yang terjadi adalah
:
HCI
+ Na2HPO4 → NaH2PO4 + NaCl
asam hidroklorida akan
dipindahkan dan terbentuk sejumlah NaH2PO4 yang sebenarnya sebuah asam lemah.
Sebaliknya jika sistem
buffer ditambahkan sebuah asam yang kuat maka akan terjadireaksi seperti:
NaOH + NaH2PO4 → Na2HPO4 + H2O
Reaksi
ini NaOHakan terurai menjadi air dan Na2HPO4. Sistem buffer fosfat terdiri dari
ion hidrogen fosfat (H2PO4-) yang merupakan pemberi hidrogen (asam) dan ion
hidrogen fosfat (HPO4-) yang merupakan penerima hidrogen basa. Kedua-duanya ion
tersebut berada dalam keseimbangan.
2. Buffer
Protein
Sistem
protein merupakan sistem penyangga terkuat dalam tubuh. Karena mengandung gugus
karboksil yang berfungsi sebagai asam dan gugus amino yang berfungsi sebagai
basa. Bila ditulis reaksinya akan sepertiberikut ini :
H3N+ − CH2 – COOH ↔ H3N+ − CH2 – COO- ↔ H2N− CH2−COO-
3. Buffer
Urea
Kandungan
urea di dalam saliva dapat digunakan oleh mikroorganisme di dalam rongga mulut
untuk menghasilkan amonia. Produksi amonia ini dapat menetralkan hasil akhir
metabolisme bakteri sehingga pH dapat meningkat.
B. Faktor
yang mempengaruhi pH saliva
Derajat
keasaman (pH) dan kapasitas buffer saliva dipengaruhi oleh perubahan-perubahan
yang disebabkan oleh irama cyrcadian, diet dan rangsangan terhadap kecepatan
sekresi saliva.
1. Diet
(makanan)
Adanya
material eksogen berupa karbohidrat yang dapat difermentasi dengan cepat seperti
gula dapat menurunkan kapasitas dapar saliva sehingga metabolisme bakteri dalam
menghasilkan asam akan meningkat. Sedangkan makanan yang kaya akan protein
memiliki efek yang dapat meningkatkan kapasitas dapar saliva melalui
pengeluaran zat-zat basa seperti amonia.
2. Penurunan
kapasitas dapar saliva
Penurunan
kapasitas dapar dapat terjadi pada orang tua, penderita penyakit sistemik, dan
pengguna obat-obatan tertentu. Selain itu, kapasitas dapar dan sekresi saliva
pada wanita biasanya lebih rendah dibandingkan pada pria.
3. Ritme
biologis (irama siang-malam)
Kapasitas
dapar dan pH saliva yang tidak terstimulasi memiliki nilai terendah pada saat
tidur dan nilai tertinggi saat segera setelah bangun, kemudian nilai ini
bervariasi setelahnya. Sedangkan pada kapasitas dapar dan pH saliva yang
terstimulasi, ¼ jam setelah stimulasi keduanya memiliki nilai paling tinggi,
dan dalam kurun waktu 30-60 menit kemudian akan kembali turun. Kapasitas dapar
saliva berperan dalam menetralisasi asam plak.
KESIMPULAN
Larutan
penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya
berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat. Larutan
penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah
dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini disebut
sebagai reaksi asam-basa konjugasi, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun
ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah
pH-nya secara signifikan. Salah satunya adalah saliva sebagai buffer di dalam
mulut. Saliva menjaga derajat keasaman di dalam mulut agar tetap sesuai dengan
yang dibutuhkan.
Di
dalam saliva terdapat berbagai komponen ang berfungsi sebagai buffer antara
lain : fosfat, bikarbonat, protein dan urea.
Bikarbonat
merupakan komponen yang paling besar fungsinya sebagai buffer dalam saliva karena
sifatnya yang mudah untuk berikatan dengan hidrogen. Mekanisme yang terjadi
adalah antara komponen buffer dan uap air (H2O).
0 komentar:
Posting Komentar